Kamis, 30 November 2023

Perbandingan Antara 30 Artikel Dengan Teori, Analisis,dan Kesimpulan

Nama    : Muhamad Faldi Hidayat
NPM    : 202246500676
Kelas    : R3I
Mata Kuliah    : Filsafat Seni
Dosen Pengampuh    : Dr.Sn. Angga Kusuma Dawami M. Sn. 

Pendahuluan

    Dalam dunia akademis dan penelitian, tulisan sering kali menjadi medium utama untuk menyampaikan pemikiran, temuan, dan gagasan. Artikel, teori, analisis, dan pendekatan adalah beberapa bentuk tulisan yang umumnya digunakan untuk menyajikan informasi dan mendekati suatu subjek dengan cara yang berbeda. Perbandingan antara ketiganya dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana pengetahuan dihasilkan, disusun, dan dipahami.
    Melalui perbandingan ini, kita dapat mengeksplorasi bagaimana ketiga unsur tersebut saling berkaitan dan memberikan kontribusi dalam mencapai pemahaman yang mendalam. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi berbagai contoh kasus di mana artikel, teori, analisis, dan pendekatan saling melengkapi, membentuk fondasi pengetahuan yang kokoh dan relevan.

Perbandingan Antara 30 Artikel Dengan Teori, Analisis,dan Kesimpulan

1. Analisis Visual sebuah lukisan Starry Night karya Vincent van Gogh dari jurnal akhir yang berjudul "IMAJI HIU DALAM LUKISAN".


Teori/Pendekatan    : Kebanyakan lukisannya didasarkan pada objek alam, tetapi dengan menekankan perasaan berdasarkan penglihatan batinnya (Dharsono, 2004: 74).

Analisis    : Karya Van Gogh “Starry Night” (1889) menggambarkan pemandangan sebuah kota di bawah langit malam hari. Goresan kuas tampak meliuk-liuk dan bergulung-gulung dari bagian kanan komposisi, mengisari objek bintang dan bulan sabit. Kesan gerak bergelombang juga tampak pada objek pegunungan. Gerak ritmis pada objek-objek ini yang mendatar ini diimbangi dengan bentuk pohon cemara yang berdiri tegak di bagian kiri dan menara gereja di bagian tengah komposisi. Pemandangan alam di malam hari ini tidak lagi didasarkan pada pandangan objektif Impresionisme, tetapi dengan pandangan mistis. Goresan Van Gogh yang ritmis memberikan inspirasi perupa dalam menuangkan ekspresinya ke dalam lukisan ekspresionistik imaji hiu.

Kesimpulan    : Penulis melihat bahwa seniman ini terpengaruh oleh metode open-air dan warna terang Impresionisme, tetapi juga memiliki pendekatan personal dan ekspresif. Lukisannya, seperti ‘‘Starry Night,‘‘ menciptakan suasana yang lebih dalam dan batiniah. Dalam "Starry Night," Van Gogh menangkap keindahan malam dengan goresan kuas yang meliuk-liuk dan gerak ritmis, menciptakan kesan dinamis. Lukisan ini memadukan objek alam seperti kota, pegunungan, dan pohon cemara menjadi pandangan yang mistis, mengungkap perasaan dari penglihatan batin Van Gogh. Van Gogh tidak terikat aturan ortodoks Impresionisme. Ia menciptakan gaya subjektif dan ekspresif, menggabungkan elemen alam dengan interpretasi pribadinya yang lebih dalam. Dalam ‘‘Starry Night,‘‘ keindahan alam tercermin melalui perasaan dan interpretasi mistis seniman Van Gogh. Karya ini tidak hanya menangkap keindahan visual, tetapi juga mengajak penonton merenung keajaiban alam secara mendalam. Lukisan Van Gogh menggabungkan Impresionisme dan ekspresivitas mistis, menciptakan pengalaman visual yang unik dan menggugah perasaan.

Arif Hanungtyas Sukardi, Skripsi: IMAJI HIU DALAM LUKISAN,(Yogyakarta: UNY,2013), Hal. 52.
https://eprints.uny.ac.id/21295/1/Arif%20Hanungtyas%20Sukardi%2008206244007.pdf

2. Analisis sebuah Film "Oppenheimer" karya Christopher Nolan yang Dinobatkan Menjadi Film Biopik Terlaris Sepanjang Masa dengan Teori Mimesis.


Teori    : Teori Mimesis, Film Oppenheimer dapat dianalisis dalam konteks reproduksi sejarah, film tersebut mencoba meniru atau merepresentasikan kejadian-kejadian historis yang sebenarnya terjadi. Sejauh mana film berhasil menciptakan gambaran yang akurat atau mengandalkan imajinasi kreatif untuk mengekspresikan fakta-fakta sejarah dapat menjadi fokus analisis.

Analisis    : J. Robert Oppenheimer (Cillian Murphy), fisikawan terkenal dari Amerika Serikat, ditunjuk oleh Jenderal Leslie Groves (Matt Damon), sebagai ketua tim The Manhattan Project. Proyek penelitian dan pengembangan bom atom itu dibentuk, karena Amerika Serikat khawatir pihak Jerman Nazi yang tengah menguasai Eropa daratan, menciptakan bom atom saat Perang Dunia II berlangsung. Film ini juga mengisahkan kehidupan Oppenheimer setelah bom atom ciptaannya dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, yang kemudian mengakhiri PD II, dan Jepang bertekuk lutut pada Sekutu.

Kesimpulan    : Penulis melihat bahwa film ini mengangkat tema kompleksitas moral, dampak teknologi, dan peperangan, serta menyoroti beban moral yang diemban oleh Oppenheimer sebagai kepala pengembangan proyek bom atom. Dan sejauh mana film ini berhasil menciptakan gambaran yang akurat atau mengandalkan imajinasi kreatif penonton untuk mengekspresikan fakta-fakta sejarah dapat menjadi fokus analisis.

Lembaga Sensor Film Republik Indonesia, “OPPENHEIMER,” https://lsf.go.id/movie/oppenheimer/.

3. Analisis dari sebuah Film 500 Days of Summer dengan Teori Mimesis


Teori    : Teori Mimesis, Teori mimesis dapat diterapkan pada cara film ini merepresentasikan hubungan manusia, terutama hubungan romantis antara karakter utama, Tom dan Summer. Sejauh mana film mencoba meniru atau mereproduksi nuansa, konflik, dan dinamika hubungan manusia yang dapat ditemui dalam kehidupan nyata.

Analisis    : Film ini memberikan nuansa realisme dan subyektivitas, terutama dalam menggambarkan perasaan cinta, kekecewaan, dan harapan. Pandangan yang subyektif dari Tom memberikan lapisan ke dalam pengalaman manusia dan kompleksitas hubungan.

Kesimpulan    : Kesimpulan film "500 Days of Summer" menciptakan perasaan ambigu dan kompleksitas cinta, menggambarkan bahwa kenyataan cinta sering kali tidak sejalan dengan narasi romantis yang konvensional. Kesimpulan ini mengajak penonton untuk merenungkan arti kehidupan dan cinta dalam segala kerumitan dan tidak pastinya.

Wikipedia, “500 Days of Summer,” https://id.wikipedia.org/wiki/500_Days_of_Summer.

4. Analisis Sebuah Film Series Breaking Bad dengan Teori Significant Form


Teori    : Teori Significant Form, Film series ini memiliki sinematografi yang sangat dihargai dan visual yang kuat. Penggunaan warna, komposisi gambar, dan pengaturan adegan dapat dianggap sebagai elemen "significant form" jika mereka menyampaikan keindahan dan makna yang melebihi representasi objek.

Analisis    : Salah satu kekuatan utama "Breaking Bad" adalah pengembangan karakter yang luar biasa. Walter White (Bryan Cranston) dan Jesse Pinkman (Aaron Paul) mengalami transformasi yang dramatis sepanjang serial. Analisis karakter dapat menyoroti perubahan, motivasi, dan konflik internal yang mereka alami.

Kesimpulan    : Kesimpulan serial ini menekankan tema konsekuensi dari tindakan-tindakan moral. Pilihan dan tindakan karakter-karakter memiliki dampak langsung pada hidup mereka dan orang-orang di sekitarnya.

WASONO HADI, “Sinopsis Series Netflix Breaking Bad,” https://www.kompasiana.com/wasonohadi13/647f38d108a8b507621aa132/sinopsis-series-netflix-breaking-bad

5. Analisis sebuah Film Series Peaky Blinders dengan Teori Significant Form


Teori    : Teori Significant Form, Film series ini menangkap atmosfer kota Birmingham pada periode pasca-Perang Dunia I dengan sinematografi yang khas. Visualisasi kota, tempat-tempat, dan latar belakang menciptakan bentuk visual yang khas yang mendukung naratif.

Analisis    : Film series ini dikenal karena pengembangan karakter yang mendalam. Analisis dapat memperinci transformasi karakter utama, seperti Thomas Shelby (Cillian Murphy), dan menggali motivasi, konflik internal, dan pertumbuhan karakter.

Kesimpulan    : "Peaky Blinders" menjelajahi kompleksitas moral dan etika, terutama dalam dunia kriminal. Kesimpulan mencerminkan pertanyaan moral yang dihadapi karakter-karakternya dan konsekuensi dari pilihan mereka.

Wikipedia, “Peaky Blinders,” https://id.wikipedia.org/wiki/Peaky_Blinders

6. Analisis dari Sebuah Seni Lukis Monalisa karya Leonardo Da Vinci dengan Teori Mimemis


Teori    : Teori Mimesis, Mona Lisa dianggap sebagai salah satu karya seni realisme terbaik. Wajah Mona Lisa direproduksi dengan sangat realistis, menciptakan ilusi seolah-olah lukisan tersebut adalah potret hidup yang meniru kehidupan sehari-hari.

Analisis    : Salah satu aspek paling menarik dari "Monalisa" adalah ekspresi misterius di wajah subjeknya. Senyuman halus dan pandangan mata yang lembut memberikan kesan bahwa subjek memiliki perasaan atau pikiran yang disembunyikan, menantang penonton untuk merenung.

Kesimpulan    : Kesimpulan karya ini sering kali terfokus pada ekspresi wajah Mona Lisa yang misterius dan halus. Senyuman yang lembut dan pandangan mata yang menyelinap menciptakan aura keingintahuan dan kompleksitas emosional.

Ida Bagus Gede Surya Peradantha, S.Sn., “Interpretasi Dalam Dunia Seni Pertunjukan,” https://repo.isidps.ac.id/937/1/Interpretasi_Dalam_Dunia_Seni_Pertunjukan.pdf

7. Analisis Sebuah Lagu Reality Club yang Berjudul "Am I Bothering You?" Dengan Menggunakan Teori Mimesis



Teori    : Teori Mimesis, Teori mimesis dapat diterapkan pada bagaimana lirik lagu mencoba meniru atau merepresentasikan pengalaman emosional tertentu. Jika lirik menyampaikan perasaan atau situasi tertentu, ini bisa dianggap sebagai bentuk mimesis.

Analisis    : Analisis pada bagian reff sangat menggambarkan inti dari lagu "Am I Bothering You?" yang memang menceritakan tentang perasaan khawatir akan mengganggu orang yang disukai jika melakukan pergerakan seperti mengirim pesan atau mengajak keluar.

Kesimpulan    : Kesimpulan pada lagu ini bercerita tentang perasaan cinta yang tidak tersampaikan. Penyanyi merasa bahwa dia mengganggu lawan jenisnya, tetapi dia tidak bisa menahan perasaannya. Dia juga merasa bahwa mereka mungkin ditakdirkan untuk bersama di waktu yang berbeda.

Nisa Hayyu Rahmia, “Makna Lagu Am I Bothering You? - Reality Club, Ceritakan tentang Apa?,” https://www.sonora.id/read/423880681/makna-lagu-am-i-bothering-you-reality-club-ceritakan-tentang-apa

8. Analisis Sebuah Film Series LOKI Dengan Menggunakan Teori Significant Form


Teori    : Teori Significant  Form, Dalam "Loki," desain visual memiliki peran penting dalam menciptakan suasana dan memberikan identitas unik pada dunia Marvel Cinematic Universe (MCU). Karakteristik visual yang khas, seperti kostum, setting, dan efek khusus, dapat dianggap sebagai bagian dari "significant form."

Analisis    : Penggunaan desain visual dan efek khusus dalam menciptakan dunia fantastis Marvel Cinematic Universe (MCU) dapat dianalisis. Bagaimana dunia TVA dan setting-setting futuristik direalisasikan secara visual dapat menjadi bagian penting dari pengalaman penonton.

Kesimpulan    : Kesimpulan nya film series "Loki" berhasil membawa penonton ke dalam dunia yang kompleks, dengan memperkenalkan konsep perjalanan waktu, realitas alternatif, dan entitas multiversal. Kesimpulan dapat merangkum cara serial ini menjelajahi tema-tema ini dan memberikan pemahaman lebih lanjut tentang keterkaitan antar-dimensi.

IDN Times, “Apakah Loki God of Stories Baik atau Jahat?,” https://www.idntimes.com/hype/entertainment/muhammad-bimo-aprilianto/apakah-loki-god-of-stories-baik-atau-jahat

9. Analisis dari Sebuah Animasi Jepang "Great Pretender" Dengan Teori Significant Form


Teori    : Teori Significant Form, Anime ini menggunakan komposisi adegan yang kuat dan pemilihan warna yang cerdas untuk menciptakan atmosfer dan mood yang khas. Aspek-aspek ini bisa diartikan sebagai bentuk estetika yang menciptakan keindahan.

Analisis    : Gaya animasi yang unik dan desain karakter yang khas adalah aspek visual yang dapat dianalisis. Bagaimana desain karakter mencerminkan kepribadian dan bagaimana gaya animasi mendukung nada keseluruhan cerita.

Kesimpulan    : Kesimpulannya "Great Pretender" menonjolkan gaya animasi yang khas dan desain karakter yang unik. Kesimpulan dapat merangkum bagaimana elemen visual ini menambahkan keunikan dan daya tarik pada anime.

IDN Times, “5 Hal yang Membuat Anime Great Pretender Menarik, Apa Saja Sih?,” https://www.idntimes.com/hype/entertainment/sultan-yardi-hijrah/hal-yang-membuat-anime-great-pretender-menarik-c1c2

10. Analisis dari Sebuah Lagu "Bohemian Rhapsody" Dari Band Asal Britania Raya yaitu QUEEN Menggunakan teori Mimesis


Teori    : Teori Mimesis, Lirik lagu menciptakan pengalaman emosional melalui kata-kata dan nada. Meskipun tidak meniru objek fisik, mereka meniru perasaan atau konsep abstrak dan menciptakan representasi yang dapat dipahami dan dirasakan oleh pendengar.

Analisis    : Lagu ini memiliki struktur yang tidak konvensional, terdiri dari beberapa bagian yang berbeda seperti ballad, opera, dan hard rock. Analisis dapat dilakukan terhadap cara Queen menggabungkan berbagai genre dan elemen musik dalam satu komposisi yang berdurasi panjang.

Kesimpulan    : Kesimpulan dapat menyoroti inovasi dan kreativitas Queen dalam menggabungkan berbagai genre musik, termasuk ballad, opera, dan hard rock, menciptakan sebuah karya dengan struktur yang unik dan eksperimental.

Wikipedia, “Bohemian Rhapsody,” https://id.wikipedia.org/wiki/Bohemian_Rhapsody

11. Analisis dari Sebuah Film Bullet Train Dengan Menggunakan Teori Mimesis


Teori    : Teori Mimesis, Film ini mempresentasikan visual dan estetika, terutama dalam hal pengambilan gambar dan desain produksi, dapat dianalisis dari perspektif mimesis. Apakah elemen-elemen visual tersebut mencoba meniru atau merepresentasikan dunia nyata dengan cara yang kreatif.

Analisis    : Film ini, berdasarkan novel Jepang "Maria Beetle" karya Kotaro Isaka, mengikuti sekelompok pembunuh bayaran yang menemukan diri mereka terjebak dalam kereta berkecepatan tinggi di Jepang. Analisis ini dapat membantu memahami bagaimana film "Bullet Train" menciptakan representasi dunia nyata melalui medium seni sinematik.

Kesimpulan    : Film ini memiliki bahan-bahan yang menarik, tetapi penilaian bahwa tidak dibuat dengan resep atau pelaksanaan yang baik.

Trisha Dantian, “Review Film: Bullet Train,” https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20220812113737-220-833797/review-film-bullet-train

12. Analisis Sebuah Karya Seni Lukis "Penangkapan Pangeran Diponegoro" Menggunakan Teori Mimesis


Teori    : Teori Mimesis, Lukisan ini mencoba meniru atau merepresentasikan peristiwa sejarah tertentu, yakni penangkapan Pangeran Diponegoro pada masa Perang Diponegoro (1825-1830). Peniruan ini dapat tercermin dalam cara Raden Saleh menggambarkan pemandangan, karakter, dan suasana saat peristiwa berlangsung.

Analisis    : Komposisi lukisan ini menarik perhatian dengan penempatan tokoh-tokoh utama dan elemen-elemen penting. Posisi Pangeran Diponegoro yang menonjol di tengah-tengah, dikelilingi oleh orang-orang Belanda, memberikan fokus pada dramatika peristiwa penangkapannya.

Kesimpulan    : Kesimpulan, lukisan "Penangkapan Pangeran Diponegoro" merupakan karya seni monumental yang menciptakan hubungan antara seni, sejarah, dan budaya. Analisis lebih lanjut dapat membuka lapisan-lapisan makna yang terkandung di dalamnya dan memberikan apresiasi yang lebih mendalam terhadap kontribusi seni Raden Saleh dalam merekam sejarah Indonesia.

Laili Zain, Lea Lyliana, “7 Lukisan Raden Saleh yang Memesona di Mata Dunia, Fenomenal Lho!,” https://www.idntimes.com/science/discovery/laili-zain-damaika-1/lukisan-raden-saleh?page=all

13. Analisis Sebuah Film Parasite Karya Bong Joon-ho Menggunakan Teori Significant Form


Teori    : Teori Significant Form, Significant Form menekankan kesatuan tema atau elemen-elemen yang berkaitan dalam suatu karya seni. "Parasite" memiliki tema utama yang terkait dengan ketidaksetaraan sosial, dan elemen-elemen dalam film ini saling berinteraksi untuk mendukung dan memperkuat tema tersebut.

Analisis    : Film "Parasite" menyajikan kritik sosial dan ekonomi yang tajam terhadap ketidaksetaraan kelas di masyarakat Korea Selatan. Film ini membahas ketidakadilan dan konflik antara kelas atas dan kelas bawah dengan cara yang cerdas dan terkadang satir.

Kesimpulan    : Kesimpulan keseluruhan adalah bahwa "Parasite" bukan hanya film yang berhasil secara artistik, tetapi juga menjadi karya yang relevan dalam konteks sosial yang penuh tantangan. Film ini merangkum banyak aspek yang menciptakan pengalaman sinematik yang tak terlupakan bagi penontonnya.

Wikipedia, “Parasite” https://id.wikipedia.org/wiki/Parasite

14. Analisis Sebuah Film Series Netflix The Crown Dengan Teori Mimesis


Teori    : Teori Mimesis, Karakter dalam "The Crown" berdasarkan tokoh-tokoh sejarah nyata. Teori mimesis tercermin dalam cara para aktor dan aktris mencoba meniru atau merepresentasikan gaya bicara, gerak tubuh, dan kepribadian dari tokoh-tokoh sejarah yang sesungguhnya.

Analisis    : Serial ini menyoroti dinamika kompleks dalam keluarga kerajaan, mencakup konflik dan hubungan antara anggota keluarga. Ini tidak hanya memberikan gambaran kehidupan pribadi mereka tetapi juga melibatkan penonton secara emosional.

Kesimpulan    : "The Crown" bukan hanya sekadar biografi kerajaan, tetapi juga menyoroti isu-isu sosial dan politik yang memengaruhi masyarakat pada masa itu. Dengan demikian, serial ini memberikan sudut pandang yang lebih luas dan relevan.

Wikipedia, “The Crown” https://id.wikipedia.org/wiki/The_Crown_(seri_televisi)

15. Analisis Sebuah Film Series Netflix "Alice in Borderland" Menggunakan Teori Mimesis


Teori    : Teori Mimesis, Ketika karakter-karakter dihadapkan pada tantangan dan peristiwa ekstrim dalam dunia paralel, reaksi dan emosi mereka direproduksi dengan intensitas. Teori mimesis mencakup bagaimana serial ini mencoba menirukan pengalaman emosional manusia dalam situasi yang ekstrim.

Analisis    : Serial ini berhasil mempertahankan ketegangan yang konsisten melalui serangkaian tantangan yang ekstrem dan beragam. Setiap tantangan membawa elemen kejutan dan menguji karakter-karakter dalam berbagai cara, menciptakan ketegangan yang melekat.

Kesimpulan    : Kesimpulan "Alice in Borderland" berhasil menyajikan kombinasi yang seimbang antara elemen cerita yang menegangkan, pengembangan karakter yang kuat, dan pesan-pesan moral yang mendalam, menjadikannya sebagai salah satu serial yang layak dinikmati oleh berbagai kalangan penonton.

Rista Fathika Anggrela, “ARISU’S PERSONALITY DEVELOPMENT ACROSS THE DEATH GAMES IN 'ALICE IN BORDERLAND'” https://ejournal.uinsaid.ac.id/index.php/mahakarya/article/view/4931

16. Analisis Sebuah Film Series "Wednesday" Dengan Menggunakan Teori Mimesis


Teori    : Teori Mimesis, Teori mimesis dapat tercermin dalam cara hubungan antar-karakter digambarkan. Penggambaran yang realistis tentang dinamika interpersonal, emosi, dan interaksi sosial menciptakan representasi yang lebih mendekati realitas.

Analisis    : Analisis dapat mencakup cara Wednesday Addams digambarkan dalam serial tersebut. Ini bisa termasuk aspek-aspek seperti kepribadian, hubungan interpersonal, dan peran karakter dalam cerita.

Kesimpulan    : Kesimpulan "Wednesday" merupakan serial yang menawarkan pengalaman menonton yang menarik, menyenangkan, dan menegangkan, dengan kombinasi antara komedi dan horror yang dengan baik.

Safitri, “THE STRATEGIES USED IN TRANSLATING IDIOMS IN THE INDONESIAN SUBTITLES OF NETFLIX 2022 SERIES 'WEDNESDAY'” https://repository.unja.ac.id/56124/

17. Analisis Sebuah Film Series "Vikings" Dengan Teori Significant Form


Teori    : Teori Significant Form, "Vikings" dikenal dengan desain produksi yang indah dan estetika visual yang kuat. Penerapan Teori Significant Form dapat terlihat dalam komposisi visual yang menciptakan kesan harmoni, bahkan dalam kekerasan atau kekacauan, memberikan pengalaman visual yang menarik.

Analisis    : Serial ini mencoba untuk menggambarkan periode sejarah Viking, meskipun dengan beberapa kebebasan artistik. Analisis dapat berfokus pada sejauh mana serial ini setia terhadap fakta sejarah dan bagaimana interpretasinya dapat memengaruhi pemahaman penonton tentang periode tersebut.

Kesimpulan    : Secara keseluruhan, "Vikings" merupakan perpaduan yang berhasil antara narasi sejarah, karakter yang kuat, dan visual yang memukau. Kesimpulan dapat mencakup apresiasi terhadap penggabungan elemen-elemen ini untuk menciptakan sebuah karya yang menarik dan mencerahkan sejarah Viking bagi penonton modern.

Wikipedia, “Vikings” https://en.wikipedia.org/wiki/Vikings_(TV_series)

18. Analisis Sebuah Film Black Mirror Dengan Teori Mimesis


Teori    : Teori Mimesis, Banyak episode "Black Mirror" menyentuh isu-isu sosial kontemporer dan mencoba merefleksikan atau meniru dinamika dan perubahan dalam masyarakat. Hal ini termasuk pemaparan tentang dampak media sosial, keamanan siber, atau ketergantungan pada teknologi.

Analisis    : Beberapa episode mengeksplorasi kritik terhadap budaya konsumerisme dan pengaruh media sosial. Analisis dapat mencakup cara "Black Mirror" merefleksikan dan mengkritik fenomena sosial ini.

Kesimpulan    : Kesimpulan pada "Black Mirror" dapat menyatakan penghargaan terhadap kontribusi serial ini dalam membentuk narasi tentang hubungan kompleks antara manusia dan teknologi dalam dunia yang terus berkembang.

Black Mirror Wiki, “Black Mirror” https://black-mirror.fandom.com/wiki/Black_Mirror

19. Analisis Sebuah Film Deadpool Dengan Menggunakan Teori Mimesis


Teori    : Teori Mimesis, "Deadpool" menampilkan karakter antihero yang tidak biasa, yakni Wade Wilson alias Deadpool. Teori mimesis dapat diterapkan pada cara film ini mencoba meniru kehidupan nyata dengan menyajikan karakter yang jauh dari pahlawan konvensional, melibatkan kompleksitas moral dan emosional.

Analisis    : Film "Deadpool" tidak hanya sebuah film superhero, tetapi juga menyertakan elemen kritik terhadap genre dan industri film. Analisis dapat menelusuri bagaimana film ini membahas dan memparodikan konvensi-konvensi yang ada dalam film superhero dan perfilman pada umumnya.

Kesimpulan    : Kesimpulan pada film "Deadpool" dapat menyatakan bahwa film ini tidak hanya menjadi film superhero yang sukses secara komersial, tetapi juga menandai sebuah tonggak dalam evolusi genre superhero dengan pendekatan yang inovatif dan menghibur.

Wikipedia , “Deadpool” https://id.wikipedia.org/wiki/Deadpool

20. Analisis Sebuah Anime Jepang One Piece Menggunakan Teori Significant Form


Teori    : Teori Significant Form, Karakter-karakter dalam "One Piece" memiliki desain yang sangat unik dan mudah dikenali. Gaya desain ini menciptakan bentuk visual yang signifikan, memungkinkan penonton untuk dengan cepat mengidentifikasi karakter-karakter tertentu dan menghubungkan mereka dengan cerita.

Analisis    : Anime One Piece memiliki plot yang kompleks dan mendalam. Analisis dapat mencakup perkembangan cerita, pengembangan karakter, dan cara elemen-elemen plot disusun untuk menciptakan alur yang menarik. Faktor-faktor seperti puncak klimaks, plot twist, dan konflik dapat dianalisis untuk memahami bagaimana cerita menggugah emosi penonton.

Kesimpulan    : Anime ini bukan sekadar karya seni yang sukses, tetapi juga fenomena budaya yang membentuk generasi penggemar anime. Keberhasilannya terletak pada kemampuannya untuk menyajikan cerita epik yang mendalam, karakter yang kompleks, dan dunia yang menarik.

Irman Nurhadiansah , “ANALISIS UNSUR INTRINSIK TOKOH DAN PENOKOHAN NICO ROBIN DALAM KOMIK ONE PIECE KARYA ODA EIICHIRO” https://jurnal.unigal.ac.id/literasi/article/view/4433

21. Analisis Sebuah Lagu "Killer Queen" dari Band QUEEN Menggunakan Teori Significant Form


Teori    : Teori Significant Form, Melodi dan harmoni dalam "Killer Queen" menciptakan nuansa yang unik dan menarik. Penggunaan harmoni yang kompleks dan melodi yang kuat dapat menciptakan kesan yang mendalam dan memberikan dimensi emosional pada lagu.

Analisis    : Lagu "Killer Queen" menonjolkan elemen-elemen musik yang kuat dari Queen. Aransemen yang rumit, harmoni yang kompleks, dan permainan instrumen yang luar biasa adalah ciri khas band ini.

Kesimpulan    : "Killer Queen" menjadi salah satu lagu yang menonjol dalam katalog Queen dan tetap menjadi klasik yang dicintai oleh penggemar musik dari berbagai generasi. Keseluruhan, lagu ini mencerminkan kekayaan kreativitas dan keahlian musikal dari Queen sebagai band.

Wikipedia , “Killer Queen” https://id.wikipedia.org/wiki/Killer_Queen

22. Analisis Sebuah Series "The Glory" Menggunakan Teori Mimesis


Teori    : Teori Mimesis, Teori mimesis dapat tercermin dalam pemilihan tema dan cerita yang relevan dengan kehidupan nyata. Ini bisa melibatkan pemilihan plot atau konflik yang mencerminkan atau meniru situasi sosial atau politik tertentu.

Analisis    : Analisis spesifik terhadap "The Glory" dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang cara serial ini mungkin mencerminkan atau meniru aspek-aspek kehidupan nyata.

Kesimpulan    : Moon Dong Eun. Ia menjadi siswa sekolah yang mengalami perisakan kejam dari teman sekolahnya. Moon Dong Eun bahkan memiliki sejumlah luka-luka di tubuhnya karena perlakuan para pembully. Pelakunya adalah Park Yeon Jin beserta para geng.

CNN Indonesia, “Sinopsis The Glory, Balas Dendam Masa Lalu Song Hye-kyo” https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20221229205529-220-893895/sinopsis-the-glory-balas-dendam-masa-lalu-song-hye-kyo

23. Analisis Sebuah Film Series Netflix Kingdom Menggunakan Teori Significant Form


Teori    : Teori Significant Form, "Kingdom" memiliki desain produksi yang luar biasa, terutama dalam menggambarkan era Dinasti Joseon dan elemen horor yang melekat pada ceritanya. Visual yang kuat dan perhatian terhadap detail mungkin menciptakan pengalaman estetika yang signifikan bagi penonton.

Analisis    : "Kingdom" memadukan elemen horor dengan cerita politik yang kompleks. Penggambaran zombie yang menakutkan dan adegan horor yang intens menciptakan ketegangan yang luar biasa, sementara konflik politik memberikan lapisan kedalaman.

Kesimpulan    : Secara keseluruhan, "Kingdom" berhasil menciptakan kombinasi yang kuat antara elemen-elemen sejarah, politik, dan horor, memberikan hasil yang memuaskan bagi penonton. Serial ini bukan hanya tentang konflik politik atau ketegangan horor, tetapi juga tentang perkembangan karakter yang memperdalam pengalaman menonton.

Wikipedia , “Kingdom ” https://id.wikipedia.org/wiki/Kingdom_(seri_televisi)

24. Analisis Lagu "There is a Light That Never Goes Out" The Smith Menggunakan Teori Mimesis


Teori    : Teori Mimesis, Lirik lagu seringkali menciptakan gambar atau kisah yang bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam lagu ini, naratif lirik menciptakan citra tentang perasaan cinta dan keinginan untuk melarikan diri dari realitas.

Analisis    : Lirik lagu ini menciptakan naratif tentang keinginan untuk melarikan diri dari kenyataan dan hidup di dunia impian. Tema keinginan untuk bersama seseorang, kendati dalam keadaan sulit, memberikan dimensi romantis dan melankolis pada lagu.

Kesimpulan    : "There Is a Light That Never Goes Out" adalah karya yang kuat dan mendalam yang menciptakan ikon dalam musik indie dan alternatif. Kombinasi lirik yang emosional, gaya vokal Morrissey, dan pengaturan musik yang unik membuat lagu ini tetap menjadi salah satu lagu paling dihormati dan dikenal dari The Smiths.

Joe Taysom , “The Story Behind The Song: How The Smiths song ‘There Is A Light That Never Goes Out’ became their ‘hidden secret’” https://faroutmagazine.co.uk/the-story-behind-the-smiths-song-there-is-a-light-that-never-goes-out/#:~:text=%E2%80%9CI%20didn't%20realise%20that,Hitch%20Hike'%20by%20Marvin%20Gaye

25. Analisis Sebuah Film Kung Fu Hustle Dari Stephen Chow Menggunakan Teori Significant Form


Teori    : Teori Significant Form, Kung Fu Hustle dikenal dengan penggunaan visual yang unik dan mencolok. Adegan pertarungan kung fu yang dinamis dan efek khusus yang menarik dapat dianggap sebagai "significant form" yang menciptakan pengalaman visual yang memukau.

Analisis    : Salah satu aspek paling mencolok dari film ini adalah koreografi pertarungan yang luar biasa. Gaya kung fu yang dinamis dan aksi luar biasa memberikan aspek visual yang memukau dan membuat penonton terpesona.

Kesimpulan    : Film ini bukan hanya sekadar pertarungan aksi, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan filosofis tentang keberanian, pengorbanan, dan pertumbuhan pribadi. Perubahan karakter utama dari antihero menjadi pahlawan memberikan dimensi emosional pada cerita.

S.V. Srinivas , “Kung Fu Hustle: a note on the local” https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/14649370500066001

26. Analisis Sebuah Lagu "Honey" Dari Band Rock Asal Jepang Larc en Ciel Menggunakan Teori Significant Form


Teori    : Teori Significant Form, Lagu "Honey" memiliki melodi yang kuat dan memikat. Melodi yang efektif dapat dianggap sebagai elemen musik yang menciptakan pengalaman mendalam dan merangsang respons emosional.

Analisis    : Melodi lagu "Honey" memiliki nuansa yang khas L'Arc-en-Ciel. Penggunaan gitar yang melankolis dan melodi yang memikat menciptakan atmosfer yang unik. Instrumen-instrumen lainnya, seperti bass dan drum, memberikan dukungan yang solid untuk melodi.

Kesimpulan    : Keseluruhan, "Honey" adalah lagu yang menggabungkan elemen-elemen artistik dan musikal dengan cara yang unik, menciptakan karya yang dikenang dan dihargai oleh penggemar dan pendengar. Kesimpulan tentang lagu ini dapat bervariasi tergantung pada interpretasi individu dan pengalaman mendengarkan masing-masing pendengar.

Blogger, “Terjemahan Lagu Jepang (3): L'Arc~en~Ciel – Honey” https://jepang-iwanfals.blogspot.com/2012/02/terjemahan-lagu-jepang-3-larcenciel.html

27. Analisis Sebuah Lagu "The Great Pretender" Dari Freddie Mercury Menggunakan Teori Mimesis


Teori    : Teori Mimesis, Lirik lagu ini menyampaikan tema tentang seseorang yang menyembunyikan atau menutupi perasaannya, berpura-pura menjadi seseorang yang lebih bahagia atau lebih kuat dari yang sebenarnya. Ini bisa dianggap sebagai bentuk penyamaran atau pretensi yang mencerminkan kehidupan sehari-hari

Analisis    : Freddie Mercury, sebagai penyanyi dan pencipta lagu, memberikan interpretasi unik terhadap lagu ini. Diketahui bahwa Mercury merasa terhubung secara emosional dengan lirik lagu ini, dan ekspresi vokalnya membawa nuansa pribadi yang mendalam.

Kesimpulan    : Lagu ini yang menciptakan impak emosional dan menggambarkan keaslian artistik dari Freddie Mercury dan Queen. Dengan melodi yang melankolis, lirik yang bermakna, dan dinamika vokal yang kuat, lagu ini tetap menjadi karya yang dihormati dan diingat dalam dunia musik.

Bob Mersereau, “MUSIC REVIEW OF THE DAY: FREDDIE MERCURY - THE GREAT PRETENDER (DVD & Blu-Ray)” https://top100canadianblog.blogspot.com/2012/10/music-review-of-day-freddie-mercury.html

28. Analisis Sebuah Film Anime Jepang "Kimi No Nawa" Dari Makoto Shinkai Dengan Teori Significant Form


Teori    : Teori Significant Form, Anime ini menggabungkan elemen-elemen estetika Jepang tradisional, seperti lanskap alam yang indah, kuil-kuil, dan nuansa musim. Penggunaan estetika ini dapat dianggap sebagai significant form yang mencerminkan keindahan budaya Jepang.

Analisis    : Salah satu poin kuat anime ini adalah visualnya yang menakjubkan. Lanskap alam Jepang, detail karakter, dan efek visual memberikan keindahan visual yang luar biasa. Animasi yang halus dan indah menambah daya tarik keseluruhan.

Kesimpulan    : "Kimi no Na wa" tidak hanya sekadar cerita cinta antara dua karakter, tetapi juga menggali tema-tema universal tentang takdir, waktu, dan hubungan antarmanusia. Ini membuat anime ini memiliki daya tarik yang luas.

Elma Riyana, “ANALISIS SEMIOTIKA FILM KIMI NO NA WA (YOUR NAME)” http://repository.unpas.ac.id/28082/

29. Analisis Sebuah Film Anime Jepang "Kotonoha No Niwa" Dari Makoto Shinkai Dengan Teori Mimesis


Teori    : Teori Mimesis, "Kotonoha no Niwa" dikenal dengan animasinya yang sangat realistis dan estetika visual yang menakjubkan. Setiap adegan dan latar belakang terlihat seperti potret nyata, menciptakan imitasi visual yang mendekati realitas.

Analisis    : Meskipun cerita ini relatif singkat, karakter-karakter utama, Takao dan Yukino, mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang signifikan. Emosi mereka ditampilkan dengan halus, dan penonton dapat merasakan perjuangan dan kebingungan dalam kehidupan mereka.

Kesimpulan    : "Kotonoha no Niwa" menyoroti hubungan antarmanusia dengan cara yang kaya dan kompleks. Pertemuan antara Takao dan Yukino menciptakan ikatan yang unik, dan anime ini menggambarkan dinamika hubungan manusia dengan nuansa emosional.

BAGASKARA, Vieri Angger, “Simbol dan Makna Tanka dalam Novel Kotonoha no Niwa Karya Makoto Shinkai” https://repository.unsoed.ac.id/8635/

30. Analisis Sebuah Lagu Hey Jude The Beatles Dengan Teori Significant Form


Teori    : Teori Significant Form, "Hey Jude" memiliki struktur lagu yang khas, dengan unsur-unsur yang diulang dan perubahan dinamika yang membangun ke puncak emosional. Melodi lagu ini sangat kuat dan mudah diingat, menciptakan kesan yang tahan lama.

Analisis    : Lagu ini memiliki struktur lagu yang unik. Dengan durasi yang relatif panjang, lagu ini membangun secara bertahap, menggabungkan versi dan reffrain yang diulang dengan perubahan dinamika dan penambahan elemen musikal.

Kesimpulan    : Meskipun lagu ini memiliki kesederhanaan melodi dan liriknya, kedalaman emosional dan pesan positifnya membuatnya timeless dan memungkinkan pendengar dari berbagai generasi merasa terhubung.

Kollibri terre Sonnenblume, ““Hey Jude” at 50: The Beatles as band and as brand” https://macskamoksha.com/2018/12/hey-jude-at-50



 















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perbandingan Antara 30 Artikel Dengan Teori, Analisis,dan Kesimpulan

Nama      :  Muhamad Faldi Hidayat NPM      : 202246500676 Kelas      : R3I Mata Kuliah      : Filsafat Seni Dosen Pengampuh      : Dr.Sn. A...